Sabtu, 23 Juli 2011

field trip geologi dasar

hello blog-readers yang selalu bahagia. ini merupakan laporan field trip kami-mahasiswa pertambangan universitas sriwijaya. sebenarnya, field trip ini sudah cukup lama selesai tetapi saya coba untuk berbagi kepada rekan-rekan mengenai apa yang kami dapatkan pada saat itu.

sebelumnya pun, kami selaku panitia telah menyusun persiapan-persiapan yang kami butuhkan, baik dari transportasi, peralatan, konsumsi, dan bahkan kami sudah melakukan survey lapangan sebelum hari pelaksanaannya.

Pada kegiatan Field trip Geologi Dasar 2010 yang dilaksanakan pada 21-22 desember 2010, dititik beratkan pada batuan, struktur geologi, dan morfologi. Kegiatan fieldtrip ini memiliki 6 titik lokasi, yang didominasi di daerah Muara Enim (Sumatera Selatan), Lahat (Sumatera Selatan), Pagaralam (Sumatera Selatan), dan Tebing tinggi (Sumatera Selatan). Berikut adalah hasil pengamatan di lapangan :


Stasiun 1
Stasiun 1 terdapat di daerah Banjarsari, tepatnya di Sungai Lematang. Disini, sebenarnya memiliki sumur-sumur migas. Daerah ini termasuk pada formasi gumay dengan struktur sediment antiklin. Di aliran sungainya terdapat singkapan tuf yang terekspose cukup jelas. Karena adanya resistensi batuan, di bagian tebing tepi sungai, terekspose lapisan batubara menyerupai sayap antiklin. Diatas perlapisan batubara terdapata adanya endapan alluvial yang dikenal sebagai batu konglomerat. Kualitas batubara itu diprediksi bekisar antara lignit sampai subbituminous dengan kurang lebih 3000 cal. Dari lokasi ini juga terlihat morfologi seperti telunjuk atau jempol, karena adanya atau bagian tersebut lebih resistensi dari batuan sekitarnya. Sebagian menyebutnya sebagai volkanik neck.

Stasiun 2
Lokasi ini terdapat pada jalan antara lahat dan pagaralam, tepatnya di desa Tanjung Sirih. Lokasi ini berada di sungai bawah jembatan di tanjung sirih. Dari lokasi ini adanya perlapisan shale, sandstone dan ada juga mudstone. Lokasi ini terletak pada formasi gumay. Perlapisan yang terlihat finning upper, dimana perlapisannya semakin menipis ke atas. Jika semakin kuat tekanan dari atas, semakin banyak yang menyerpih. Shale jika banyak kontak dengan air akan lebih mudah lepas-lepas. Dari lokasi ini juga terlihat singkapan yang spektakuler (terlihat jelas perlapisannya) namun aksesnya tidak mendukung.


setelah menempuh perjalanan kurang lebih 7 jam dari palembang, malam harinya kami sampai di daerah pagaralam. di daerah ini kami gunakan untuk bermalam di beberapa villa yang di sekelilingnya dipenuhi dengan perkebunan teh. cool..



setelah pagi harinya, kami tidak berlama-lama di penginapan dan kami langsung melanjutkan perjalan kami ke spot-spot lainnya.

Stasiun 3
Tidak banyak yang saya ingat di lokasi ini. Lokasi ini berada di kaki Gunung Dempo. Pada lokasi ini kita akan mengamati Morfologi bentang alam mulai dari tinggi daratan sampai bentuk gunung dempo itu sendiri.

Stasiun 4
Lokasi ini terletak di daerah Gunung Meraksa tepatnya di Industri Batubata. Pada lokasi ini terdapat produk vulkanis yang dikenal dengan pumice. Pada bagian tebingnya terlihat bercak-bercak putih, bercak itulah yang kita kenal dengan pumice(batuapung). Pembuatan batubata, dengan perbandingan tanah dan batuan 1 : 3, tanah disini hanya sebagai perekat saja. Kemudian pumice juga dapat dimanfaatkan sebagai material tambahan pada pembuatan semen. Pumice ini termasuk produk piroklastik flow. Di lokasi ini juga ditemukan butir-butir halus (glass). Butir-butir disini termasuk coarse tuff. Jika terjadi explosive yang besar, pumice yang dihasilkan akan menguat karena lebih cendrung membentuk Kristal.

Stasiun 5
Lokasi ini terletak di desa Talang Padang tepatnya 17 km sebelum Tebing Tinggi. Di lokasi ini di fokuskan pada sungai musi yang mengalir deras karena elevasi di hulu yang lebih tinggi. Di sungai ini terdapat boulder-boulder yang besar yang dikenal sebagai produk lava andesit. Disini juga terdapat endapan tuff dan sisipan lava.


Stasiun 6
Di stasiun 6 ini, terletak di lahan terbuka daerah tebing tinggi. Di lahan ini terdapat produk vulakanisme, batuan piroklastik berupa lapillistone dan piroklastik breccia. Endapan-endapan ini berbentuk bongkah-bongkah yang besar. Pada lapillistone, fragmennya lebih kecil daripada frgamen yang terdapat pada piroklastik breccia. Fragmen lapillistone berukuran 2 – 64 mm sedangkan fragmen pada piroklastik breccia lebih dari 64 mm dan berbentuk angular atau menyudut.

Stasiun 7
Stasiun 7 adalah stasiun terakhir pada kegiatan fieldtrip ini. Lokasi ini terletak tidak jauh dari stasiun 6, kurang lebih 800 m. lokasi ini masih terdapat pada lahan terbuka seperti stasiun 6. di lokasi ini terdapat singkapan produk piroklastok berupa lapillistone dan coarse tuff. Lapillistone dengan fragmen yang terdiri dari batuan beku semisal adanya fragmen batu riolit. Arah asal singkapan tergantung pada fragmen yang besar-besar. Pada endapan ini kemungkinan bagian semakin bawah berupa piroklastik breccia, karena semakin besar ke bawah singkapan. Disini terlihat juga tanah merah sebagai produk pelapukan batuan yang mengandung besi atau silica. Dibagian atas tanah merah terdapa tanah yang berwarna hitam, tanah tersebut biasa digunakan untuk reklamasi tambang. sayangnya, saya tidak menyimpan foto pada saat di lapangan.

that's all, yah, walaupun nyatanya pada hari pelaksanaan kami, selaku panitia, masih merasa ada kekurangan pada kegiatan ini. tapi, menurut saya pribadi, kekurangan itu sudah ditutupi dengan apa yang kami dapatkan saat field trip ini berjalan ; ilmu, pengalaman, dan persaudaraan!

THE END

sebagai tambahan saya pribadi, baru-baru ini saya berpikir bagaimana seandainya kami mengadakan field trip ke luar negeri! ini dikarenakan beberapa hari yang lalu, saya melihat foto-foto mahasiswa stanford university yang sedang field trip. dalam pikiran saya, jika kami field trip ke sana, pasti kami akan mendapatkan pengalaman, ilmu yang lebih dahsyat dari field trip yang pernah kami laksanakan. tapi, saya sendiri bingung dari mana harus memulainya. lol!

Tidak ada komentar: